I. Beberapa Konsep Dasar
1.1 Definisi Istilah
Istilah ialah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan atau sifat yang khas dalam bidang tertentu.
1.2 Tata Istilah dan Tata Nama
Tata Istilah ialah perangkat peraturan pembentukan istilah dan kumpulan isilah yang dihasilkannya.
Tata nama ialah perangkat peraturan penamaan beberapa cabaang ilmu, seperti kimia dan biologi beserta, kumpulan nama yang dihasilkannya.
1.3 Istilah Khusus dan Istilah Umum
Istilah khusus ialah istilah yang pemakaiannya, dan/atau maknanya, terbatas pada bidang tertentu.
Istilah umum ialah istilah yang menjadi unsur bahasa yang digunakan secara umum.
Contoh:
Istilah Khusus Istilah Umum
diagnosis daya
pidana penilaian
1.4 Kata Dasar Peristilahan
Kata dasar peristilahan ialah bentuk bahasa yang dipakai sebagai istilah dengan tidak mengalami penurunan bentuk, atau yang dipakai sebagai alas istilah yang berbentuk turunan.
Contoh:
Kata Dasar Bentuk Turunan
impor pengimpor
ion pengionan
kasasi dikasasi
1.5 Imbuhan Peristilahan
Imbuhan peristilahan ialah bentuk yang ditambahkan pada bentuk dasar sehingga menghasilkan bentuk turunan yang dipakai sebagai istilah.
Imbuhan berupa awalan, akhiran, atau gabungannya, dan sisipan.
Misalnya:
pen + cacah → pencacah
tapis + an → tapisan
g + el + igi → geligi
1.6 Kata Berimbuhan Peristilahan
Kata berimbuhan peristilahn ialah istilah (yang berupa bentuk turunan), yang terdiri atas kata dasar dan imbuhan.
Misalnya:
bersistem, pemolimeran, pendakwaan, tersinar-X
1.7 Kata Ulang Peristilahan
Kata Ulang peristilahan ialah yang berupa ulangan kata dasar se- utuhya atau sebagiannya, dengan atau tanpa pengimbuhan dan per- ubahan bunyi.
Misalnya:
jari → jejari
warna → warna-warni
pohon → pepohonan
1.8 Gabungan Kata Peristilahan
Gabungan kata peristilahan ialah istilah yang terbentuk dari beberapa kata.
Misalnya:
angkatan bersenjata, daya angkut, persegi panjang.
1.9 Perangkat Kata Peristilahan
Perangkat Kata Peristilahan ialah kumpulan yang dijabarkan dari bentuk yang sama, baik dengan proses penambahan, pengurangan, maupun dengan proses penurunan kata.
Misalnya:
-sorb -erap
absorb serapkan
absorbate zat terserap, absorbat
absorbent (nomina) zat penyerap, absorben
absorbent (adj) berdaya serap
absorber penyerap
II. Sumber Istilah
2.1 Kosa Kata Bahasa Indonesia
a. Kata yang dengan tepat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan atau sifat yang dimaksudkan, seperti tunak (steady), imak (simulate).
b. Kata yang dengan lebih singkat daripada yang lain yang beracuan sama, seperti gulma jika dibandingkan dengan tumbuhan pengganggu.
c. Kata yang tidak bernilai rasa (konotasi) buruk yang sedap didengar (euforik) , seperti pramuria dengan hostes, tunakarya dengan penganggur.
2.2 Kosa Kata Bahasa Serumpun
Istilah yang lazim
gambut (Banjar) peat (Inggris)
nyeri (Sunda) pain (Inggris)
timbel (Jawa) lead (Inggris)
Istilah yang sudah tidak lazim atau sudah kuno
gawai (Jawa) device (Inggris)
luah (Bali, Bugis) discharge (Inggris)
2.3 Kosa Kata Bahasa Asing
2.3.1 Penerjemahan Istilah Asing
Misal: medication pengobatan
network jaringan
2.3.2 Penyerapan Istilah Asing
Istilah asing Istilah Indonesia Istilah Indonesia
yang dianjurkan yang dijauhkan
anus anus lubang pantat
feces feses tahi
urine urine kencing
2.3.3 Penyerapan dan Penerjemahan Sekaligus
Misal: subdivision subbagian
2.3.4 Macam dan Sumber bentuk Serapan
Misal: atom atom
system sistem
2.3.5 Istilah Asing yang bersifat Internasional
Misal: status quo keadaan yang sekarang
2.3.6 Bagan Prosedur Pembentukan Istilah
III. Aspek Tata Bahasa dalam Peristilahan
3.1 Penggunan Kata Dasar
Misal: asam, gaya, rumput,sudut,watt.
Atau misal: gulma lebih baik daripada tumbuhan pengganggu
harga jual lebih baik daripada harga penjualan
3.2 Proses Pengimbuhan
3.3 Proses Pengulangan
Istilah yang mengungkapkan konsep keanekaragaman, kemiripan, kumpulan, pengaburan, atau perampatan (generalisasi) dapat dibentuk dengan reduplikasi.
Misal: baris baris-berbaris
daun dedaunan
jari jejari
3.4 Proses Penggabungan
Istilah yang berpa gabungan kata sedapat-dapatnya berbentuk singkat mengikuti contoh meja tulis, kerja sama, sekolah menengah.
a. Gabungan kata ditulis terpisah
Misal: model linear, perwira menengah
b. Gabungan kata ditulis dengan menggunakan tanda hubung jika dirasaa perlu menegaskan pengertian diantara dua unsurnya.
Misal: dua-sendi, mesin-hitung tangan
c. Gabungan kata ditulis serangkai
Misal: bumiputera, olahraga.
IV. Aspek Semantik Peristilahan
4.1 Perangkat Istilah yang Bersistem
Misal: morpheme morfem
phoneme fonem
sememe semem
taxeme taxem
4.2 Sinonim dan Kesinoniman
a. Istilah yang diutamakan
Misal: gulma lebih baik daripada tanaman pengganggu
b. Istilah yang diizinkan
Istilah yang diizinkan Istilah yang diutamakan Istilah asing
akselerasi percepatan acceleration
nisbi relatif relative
temperatur suhu temperature
c. Istilah yang dijauhkan
Misal: zat lemas harus diganti dengan nitrogen
Ilmu pasti harus diganti dengan matematika
4.3 Homonim dan Kehomoniman
Homonim ialah bentuk istilah yang sama ejaan atau lafalnya, tetapi yang mengungkapkan makna yang berbeda karena berasal dari asal yang berlainan.
a. Homograf
Homograf adalah bentuk istilah yang sama ejaannya, tetapi lain lafalnya.
Misal: teras (inti) dengan teras (bagian rumah)
b. Homofon
Homofon adalah bentuk (istilah) yang sama lafalnya, tetapi berlainan ejaannya.
Misal: bank dengan bang
massa dengan masa
c. Hiponim dan Kehiponiman
Hiponim adalah bentuk istilah yang maknanya terangkum oleh bentuk superordinatnya yang mempunyai makna lebih luas. Kata mawar, melati, cempaka, misalnya, masing-masing disebut hiponim terhadap kata bunga.
4.4 Kepolisemian
Kepolisemian adalah gejala keanekaragaman makna yang dimiliki oleh bebtuk istilah. Misal: kepala (jawatan), kepala (orang), kepala (sarung).
V. Istilah Singkatan dan Lambang
5.1 Istilah Singkatan
a. Istilah yang bentuk tulisannya terdiri atas satu huruf atau lebih, tetapi yang bentul lisannya sesuai dengan bentuk istilah selengkapnya.
Misal: cm yang dilisankan sentimeter
sin yang dilisankan sinus
b. Misal: DDT (diklorodifeniltrikloroetana) yang dilisankan d-d-t
kVA (kilovolt-ampere) yang dilisankan k-v-a
c. Istilah yang dibentuk dengan menanggalkan sebagian unsurnya.
Misal: ekspres (yang berasal dari kata kereta api ekspres)
lab (yang berasal dari laboratorium)
5.2 Istilah Akronim
Istilah akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan kombinasi huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlukan sebagai kata.
Misal: radar (radio detecting and ranging)
rudal (peluru kendali)
5.3 Huruf Lambang
Huruf Lambang ialah satu huruf atau lebih yang melambangkan konsep dasar ilmiah, seperti kuantitas, satuan, unsur. Huruf lambang tidak diberi titik di belakangnya.
Misal: F gaya
Hg raksa
m meter
5.4 Gambar Lambang
Gambar Lambang ialah salah satu huruf atau lebih yang melambangkan konsep ilmiah menurut konvensi bidang ilmu yang bersangkutan.
5.5 Satuan Dasar sistem Internasional
Besar Dasar Lambang Satuan Dasar
arus listrik A ampere
intensitas cahaya cd kandela
kuantitas zat mol mol
5.6 Kelipatan dan Fraksi Satuan Dasar
Faktor Lambang Bentuk Terikat Misal
10 T tera- terahertz
10 G giga- gigawatt
10 M mega- megaton
5.7 Sistem Bilangan Besar
10 biliun jumlah nol 9
10 oktiliun jumlsh nol 24
10 desiliun jumlsh nol 33
5.8 Tanda Desimal
Sistem satuan Internasional menentukan tanda desimal dapat dinyatakan dengan koma atau titik.
Misal: 3,95 atau 3.95
VI. Ejaan dalam Peristilahan
6.1 Ejaan Fonemik
Penulisan istilah pada umumnya berdasarkan pada ejaan fonemik; artinya hanya satu bunyi yang berfungsi dalam bahasa indonesia yang dilambanglkan dengan huruf.
Misal: presiden bukan president
teks bukan text
6.2 Ejaan Etimologi
Ejaan etimologi adalah ejaan dengan mempertimbangkan sejarahnya, sehingga bentuknya berlainan walaupun lafalnya mungkin sama.
Misal: bank dengan bang
6.3 Transliterasi
Pengejaan istilah dapat juga dilakukan menurut aturan transliterasi, yakni penggantian huruf demi huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain, lepas dari bunyi lafal yang sebenarnya.
Misalnya: yaum ul-adha (hari kurban)
suksma (sukma)
6.4 Ejaan Nama Diri
Ejaan nama diri termasuk merek dagang, yang di dalam bahasa aslinya ditulis dengan huruf Latin, tidak diubah.
Misal: Baekelund, Cannizaro, Daeron.
6.5 Penyesuaian Ejaan
Pertama, unsur-unsur yang sudah lama terserap ke dalam bahasa Indonesia yang ejaannya tidak perlu diubah. Misal, sirsak, iklan, pikir, paham.
Kedua, unsur asing yang sepenuhnya belum terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti real estate. Unsur-unsur ini dipakai dalam bahhasa Indonesia, tetapi pengucapannya masih mengikuti cara asing.
Ketiga, unsur yang pengucapannya dan penulisannya disesuaaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar ejaan bahasa asing hanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk aslinya.
Kaidah penyesuaian ejaan bagi unsur serapan:
aa (Belanda) menjadi a
paal pal
octaaf octaf
ae jika tidak bervariasi dengan e, tetap ae
aerobe aerob
aerosol aerosol
ae, jika bervariasi dengan e, menjadi e
anaemia, anemia anemia
haemoglobin hemoglobin
ai tetap ai
caisson kaison
trailer trailer
au tetap au
autotrophe autotrof
caustik kaustik
c di muka a, u, o, dan konsonan menjadi k
classification klasifikasi
cubic kubik
c, di muka e, i, oe, dan y menjadi s
central sentral
circulation sirkulasi
cc di muka o, u, dan konsonan menjadi k
accomodation akomodasi
acculturation akulturasi
cc, di muka e dan i menjadi ks
accent aksen
vaccine vaksin
ch dan ch di muka a, o, dan konsonan menjadi k
charisma karisma
cholera kolera
ch yang lafalnya c menjadi c
check cek
China Cina
ch yang lafalnya s atau sy menjadi s
machine mesin
chiffon sifon
e tetap e
synthesis sisntesis
system sistem
e yang tidak diucapkan, ditanggalkan
phoneme fonem
zygote zigot
ea tetap ea
idealist idealis
realist realis
ea jika lafalnya i, menjadi i
team tim
ei tetap ei
eicosane eikosan
pleistocene pleistosen
eo tetap eo
geometry geometri
stereo stereo
eu tatap eu
neutron neutron
eugenol eugenol
f tetap f
factor faktor
infuse infus
g tetap g
energy energi
gene gen
gh menjadi g
sorghum sorgum
i pada awal suku kata di muka vocal tetap i
iambus iambus
ion ion
ie (Belanda) menjadi i jika lafalnya i
politiek politik
riem rim
ie (Inggris) jika lafalnya bukan i, tetap ie
variety varietas
patient pasien
iu tetap iu
calsium kalsium
stadium stadium
ng tetap ng
congres kongres
linguistics linguistik
oe (oi Yunani) menjadi e
foetus fetus
oestrogen estrogen
oi (Belanda, Inggris) tetap oi
exploitatie; exploitation eksploitasi
oo yang lafalnya u menjadi u
cartoon kartun
pool pul
oo (vocal ganda) tetap oo
zoology zoologi
oolite oolit
ou jika lafalnya u, menjadi u
coupon kupon
group grup
ph menjadi f
phase fase
physiology fisiologi
ps tetap ps
pseudo pseudo
psychiatry psikiatri
pt tetap pt
ptyalin ptialin
pterosaur pterosaur
q menjadi k
quantity kuantitas
frequency frekuensi
rh menjadi r
rhapsody rapsodi
rhetoric retorik
sc dimuka a, o, u, dan konsonan menjadi sk
scandium skandium
scotopia skotopia
sc di muka e, i, dan y menjadi s
scenography senografi
scintillation sintilasi
sch di muka vocal menjadi sk
schema skema
t di muka i menjadi s jika lafalnya s
action aksi
th menjadi t
orthography ortografi
u tetap u
institute institut
unit unit
ua tetap ua
ouantum kuantum
aquarium akuarium
ue tetap ue
consequent konsekuen
duet duet
ui tetap ui
conduite konduite
uo tetap uo
ouota kuota
flourescent flouresen
uu menjadi u
vacuum vakum
prematuur prematur
v tetap v
television televisi
x pada awal kata tetap x
xylophone xilofon
xenon xenon
x pada posisi lain menjadi ks
exeption eksepsi
xc di muka a, o, u, dan konsonan menjadi ksk
exclusive eksklusif
excavation ekskavasi
y tetap y jika lafalnya y
yuccaganin yukaganin
yoga yoga
y menjadi i jika lafalnya i
synonim sinonim
syllabus silabus
z tetap z
zenith zenith
6.6 Penyesuaian Huruf Gugus Konsonan Asing
Huruf gugus konsonan asing yang tidak diterjemahkan dan diterima ke dalam bahasa Indonesia, sedapat-dapatnya dipertahankan bentuk visualnya.
6.7 Penyesuaian Imbuhan Asing
6.7.1 Penyesuaian Akhiran
Penyesuaian Awalan
Comments :
0 komentar to “PEDOMAN UMUM PEMBENTUKAN ISTILAH”
Posting Komentar